Tuesday, August 1, 2017

TULANG AYAM SEKETIKA MENJADI UTUH DAN HIDUP

Diriwayatkan dari Syekh Abul Hasan Ali bin Abdullah bin Abu Bakr al-Azhari al-Baghdadi, Abu Muhammad bin Shahih bin Yahya al-Qurasyiyy al-Baghdadi, Serta Syekh Al-Imam Abu Abdullah, putera Al-‘Allamah Syekh Abu Ishak Ibrahim bin Abdul Wahid al-Muqaddasi dengan sanad mereka yang bersambung. Mereka mengisahkan bahwa datanglah seorang wanita menemui Syekh Abdul Qadir al-Jailani dengan membawa anaknya. 

"Aku memperhatikan hati anakku ini begitu kumantil terhadapmu. Oleh karena itu, aku melepaskan hakku karena Allah terhadap anakku ini untukku serahkan di bawah bimbinganmu” kata wanita tersebut.
Maka, Syekh Abdul Qadir al-Jailani menerima anak tersebut dan menyuruhnya bermujahadah serta menempuh jalan Salaf saleh. Pada suatu hari, wanita tersebut mengunjungi anaknya dan menemukannya dalam keadaan pucat akibat sering puasa dan begadang. Ia juga melihat anaknya tersebut sedang makan sekeping gandum; Kemudian, ia menemui Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan mĂ©nemukan tulang-tulang ayam yang telah bersih dari dagingnya. 
"Wahai tuanku, engkau makan ayam, sedangkan anakku hanya memakan roti gandum," kata wanita tersebut keheranan. Karena itu, Syekh Abdul Qadir al-Jailani meletakkan tangannya di atas tulang-tulang yang berserakan tersebut, maka tulang-tulang ayam panggang tersebut berubah menjadi ayam hidup dan mengeluarkan suara. Kemudian, Syekh Abdul QadirAl-Jailani berkata, "Jika anakmu bisa seperti ini, ia boleh makan apa saja yang ia suka." 
Para perawi hikayat ini juga berkisah bahwa pada saat terjadi badai angin, melintaslah seekor burung merpati memasuki ruangan majelisnya hingga mengganggu para hadiiin yang ada di situ. Berkatalah Syekh Abdul al-Jailani, "Wahai angin, bawalah kepala burung merpati ini” Seketika itu juga tubuhnya terjatuh sedangkan kepalanya berada di tempat lain. Kemudian beliau turun dari atas kursinya dan memungut badan dan kepala burung tersebut seraya berkata, “Bismillahirrahmanirrahim” Maka, hiduplah burung tersebut dan terbang kembali, sedangkan orang-orang yang ada di majelis tersebut melihat kejadian itu.

Dikutip dari buku “Biografi Syekh Abdul Qadir al-Jailani” karya Achmad Sunarto

No comments:

Post a Comment