Friday, June 9, 2017

KISAH AJENGAN CITUNGKU MENJADI BANTENG SURYALAYA

Alhamdulillaah, kita sudah sering mendengar gelar MACAN SURYALAYA; Alm KH Abu Bakar Faqih ra (Pangersa Abah Fakih). Serta gelar yg bermakna ELANG/RAJAWALI yg terbang melayang (Pangersa Uwa Zezen Bazul Asyhab). Sebenarnya ada lagi satu tokoh bergelar BANTENG SURYALAYA, yaitu Alm KH Syihabuddin Suhrowardi (Ajengan Citungku).
Ajengan Citungku adalah seorang yang sangat alim (Al-'Alim al-'Allamah). Beliau memiliki karya kitab BIDAYATUS SALIKIN & kitab BAYANUTTASDIQ. Bahkan beliau juga dikenal sebagai ulama ahli tafsir Al-Qur'an. Inilah awal kisah kedatangan beliau ke Suryalaya;
Ajengan Citungku pertama kali datang ke Suryalaya dengan niat ingin mengalahkan Pangersa Abah Anom qs dalam perdebatan ilmu. Ajengan Citungku telah mempersiapkan 28 pertanyaan sesuai jumlah huruf Hijaiyah yang sangat pelik dalam berbagai cabang fan ilmu.
Bahkan Ajengan Citungku sengaja membawa seekor Domba ke Suryalaya. Beliau berkata kepada muridnya yang mendampingi dan membawa domba tersebut;
"Kalau nanti Abah Anom kalah, kita sembelih Domba ini di Suryalaya sebagai tanda syukuran kita."
Setelah tiba di Madrasah, Ajengan Citungku disambut oleh Pangersa Abah Anom qs dengan keramah-tamahan dan kesantunan yang luar biasa. Dalam suasana obrolan santai penuh keakraban. Tapi dahsyatnya sebelum Ajengan Citungku mengeluarkan 28 pertanyaannya, Pangersa Abah bahkan sudah menjawab 28 pertanyaan tersebut. Subhaanallaah!
Maka betapa takjubnya Ajengan Citungku. Qalbunya tergetar hebat penuh ketundukkan. Kesombongan intelektualnya hancur seketika sampai titik nol. Lalu dengan sikap ta'zhim Ajengan Citungku memohon untuk menjadi murid Pangersa Abah. Maka hari itu juga Ajengan Citungku menerima Talqin Dzikir dari Pangersa Abah.
Setelah menerima talqin dzikir jahri Laa ilaaha illallaah, disaat menerima talqin dzikir khafi ismudzat, Ajengan Citungku mengalami kondisi FANA FILLAAH. Ajengan Citungku tidak sadarkan diri dalam keadaan duduk tawajjuh. Ruhnya mi'raj dan wushul saat itu juga ke Arsy Allah swt. Maka Pangersa Abah membiarkannya dan meninggalkannya dalam keadaan seperti itu.
Sekitar 12 jam kemudian, Pangersa Abah lalu kembali menghampiri Ajengan Citungku, yang masih tidak sadarkan diri dalam keadaan duduk tawajjuh. Lalu pangersa Abah menepuk lembut pundak Ajengan Citungku sambil mengucapkan;
"Sayyidunaa Muhammadur Rasuulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam..."
Maka detik itu juga Ajengan Citungku tersadar dari FANA'nya. Ruhnya ditarik pulang dari Arsy Allah swt oleh Pangersa Abah. Ketika Ajengan Citungku membuka mata, dengan spontan ia memukul ke arah Pangersa Abah. Ajengan Citungku merasa marah karena ruhnya yang sedang asyik berada di hadhirat Allah swt malah ditarik pulang oleh Pangersa Abah.
Secara reflek Pangersa Abah menangkis pukulan Ajengan Citungku. Bahkan dalam pandangan Ajengan Citungku saat itu Pangersa Abah menjadi lima yang mengelilingi dirinya. Astaghfirullaah! Ajengan Citungku segera sadar telah berlaku SU'UL ADAB kepada guru barunya. Lalu dengan sikap ta'zhim penuh penyesalan, Ajengan Citungku bersimpuh mohon ampun kepada Pangersa Abah.
Maka setelah itu Ajengan Citungku menghabiskan umurnya dengan berkhidmat kepada Pangersa Abah. Bahkan beliau aktif mendakwahkan TQN Suryalaya kemana-mana. Keilmuannya yang mumpuni didayagunakan sepenuhnya dalam syiar TQN Suryalaya. Sehingga beliau diberi gelar BANTENG SURYALAYA. Wallahu a'lam.

Dikutip dari : www.facebook.com/andhika.darmawan.3

No comments:

Post a Comment