Thursday, June 8, 2017

Kisah Awal Berdirinya Inabah

Alhamdulillaah saat ini keberadaan Pondok Remaja Inabah Ponpes Suryalaya sudah dikenal dan diakui perannya dalam upaya merehabilitasi para pecandu Narkoba. Insya Allah sudah puluhan ribu orang yang sudah sembuh dari ketergantungan Narkoba melalui Inabah. Tapi sebelum meraih hasil perjuangan seperti saat ini, ada kisah menarik di awal berdirinya Inabah. Berikut kisahnya :
Setelah lebih dari satu bulan menjalani tugas sebagai pengasuh inabah 1 pada tahun 1980, Haji Anangsyah mulai merasa jenuh dan putus asa. Ia merasa upaya merehabilitasi dan mengobati para pecandu Narkoba melalui metoda dzikrullah TQN Suryalaya ini sia-sia saja. Padahal setiap hari ia sudah menerapkan metoda inabah dengan sebaik-baiknya, tapi para pecandu Narkoba yang dibinanya belum ada perubahan ke arah yang lebih baik.
Maka Haji Anangsyah memutuskan untuk menghadap kepada Pangersa Abah Anom qs serta menyerahkan kembali surat tugas tersebut sebagai tanda ketidaksanggupan dirinya. Tapi setelah bertemu Pangersa Abah di Madrasah Ponpes Suryalaya, Haji Anangsyah malah tidak berani menyampaikan maksud kedatangannya. Ia hanya duduk terdiam menunduk, menunggu ditanya maksud kedatangannya oleh Pangersa Abah. Tapi Pangersa Abah justru seperti sengaja mendiamkan dirinya.
Bahkan Pangersa Abah lalu memanggil kucing peliharaannya, “Puss, ke sini Puss…” Lalu seekor kucing yang lucu datang menghampiri Pangersa Abah. “Lompat, Puss…” Kata Pangersa Abah yang diikuti oleh kucing dengan langsung melompat-lompat. “Duduk di sana, Puss…” Kata Pangersa Abah selanjutnya. Kucing itu segera duduk di tempat yang ditunjuk oleh Pangersa Abah.
Haji Anangsyah yang sedang duduk terdiam terus memperhatikan Pangersa Abah yang sedang “bermain” dengan kucing peliharaannya. Awalnya ia merasa seperti sedang diabaikan oleh Pangersa Abah. Karena Pangersa Abah terlihat begitu asyik dengan kucingnya, seolah tidak mempedulikan kehadirannya. Tapi kemudian ia justru seperti mendapat pencerahan baru dari Pangersa Abah.
Suara hati nurani Haji Anangsyah menyadarkannya, “Iyaa yaa… Kucing saja yang seekor hewan, jika diperlakukan dengan penuh kasih sayang, maka akan menjadi sangat jinak dan nurut dengan perintah kita… Apalagi manusia, walau pun ia pecandu Narkoba, jika diperlakukan dengan penuh kasih sayang dan penuh kesabaran, insya Allah suatu saat nanti pasti akan menjadi insyaf… Maa syaa Allaah…”
Air mata Haji Anangsyah mengalir diiringi rasa malu karena sudah bersikap kurang sabar menjalani tugas dari guru mursyidnya. Maka ia segera membatalkan maksudnya untuk mengembalikan surat tugas kepada Pangersa Abah. Kini telah tumbuh sikap optimis dan keyakinan baru di dalam dirinya. Dengan sikap ta’zhim penuh rasa syukur Haji Anangsyah segera menghampiri Pangersa Abah, “Hatur nuhun, Bah, Alhamdulillaah…,” sambil mencium tangan beliau.
“Alhamdulillaah….” Pangersa Abah menyambut Haji Anangsyah dengan tatapan penuh arti sambil tersenyum indah. Setelah itu Haji Anangsyah segera pamit kembali ke inabah 1 di Panjalu Ciamis. Kali ini ia curahkan kasih sayang dan kesabaran sepenuhnya dalam menjalani tugas merehabilitasi para pecandu Narkoba. Maka tidak berapa lama kemudian perjuangan khidmatnya mulai membuahkan hasil. Beberapa pecandu Narkoba mulai sembuh dan terbebas dari ketergantungan Narkobanya. Lalu keberhasilan inabah 1 ini diikuti dengan pendirian Inabah selanjutnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Alhamdulillaah... Wallahu a’lam…

Dikutip dari : www.facebook.com/andhika.darmawan.3

No comments:

Post a Comment