Monday, July 24, 2017

MAYAT MEMINTA MAAF

Diriwayatkan dari tiga syekh; Abul Hasan al-Baghdadi, Abul Hasan Ali bin Sulaiman -yang lebih terkenal dengan julukan al-Khabbaz (tukang roti)- dan seorang Syekh agung, yang lebih dikenal dengan julukan al-Qashir (si pendek) dengan sanad yang tersambung, bahwasanya Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkunjung ke daerah Syuniziyyah, Rabu, 27 Dzulhijjah 527 H. Beliau bersama rombongan para fukaha dan ahli tasawuf berhenti dipemakaman Syekh Hammad ra, untuk beberapa lama. Hingga udara terasa panas menyengat, Syekh Abdul Qadir al-Jailani belum juga beranjak dari makam tersebut, sampai-sampai orang-orang yang berada di belakangnya pun bubar entah kemana. 

Tampak dari raut wajahnya mencerminkan kegembiraan. Dan, ketika ia ditanya mengenai penyebabnya, beliau menjawab, "Pada pertengahan bulan Sya’ban yang bertepatan dengan hari Jumat tahun 499 H. Aku keluar dari Baghdad bersama para sahabat Syekh Hammad ra. untuk menunaikan shalat di masjid al-Rashafah. Saat itu, Syekh Hammad bersamaku. Ketika kami sampai di bendungan sungai, ia mendorongku hingga aku tercebur ke sungai. Padahal, saat itu sedang musim dingin.
"Bismillahirrahmanirrahim, aku niat mandi hari Jumat," ucapku dalam hati. 
Padahal, waktu itu, aku memakai jubah yang terbuat dari bulu, sedangkan di kantungku juga terdapat jubah yang sama. Aku mengangkat tanganku agar jubah di kantongku itu tidak basah oleh air sungai. Mereka semua pergi meninggalkanku dan aku pun keluar dari air lalu aku memeras jubahku yang basah. Aku terus mengikuti mereka. Aku terserang hawa dingin yang sangat hingga sahabat-sahabat Syekh Hammad melarang mereka menaruh iba kepadaku, ia berkata, "Aku menyakitinya untuk mengujinya, maka terbuktilah hari ini aku melihat sebuah gunung yang amat kokoh." 
Hari ini aku melihat ia dalam kuburnya berhiaskan permata di seluruh tubuhnya; di kepalanya terpasang mahkota yang bertahtahkan permata, di tangannya yang kanan terdapat gelang-gelang dari emas, dan ia memekai sandal yang terbuat dari emas. Namun, yang mengherankan lagi, tangannya yang sebelah kanan tidak ada. 
"Apa arti semua ini?" tanya Syekh Abdul al-Jailani. 
"Inilah akibat tangan yang mendorongmu hingga engkau tercebur ke sungai. Apakah engkau mengampuniku atas kejadian dulu itu?" Syekh Hammad memohon.
"Ya," Jawab Syekh Abdul Qadir al-Jailani. 
Maka, Syekh Abdul Qadir al-Jailani memohon kepada Allah agar tangannya kembali. Beliau berdiri di sisi kubur Syekh Hammad untuk mernohon kepada Allah dengan di ikuti para wali dari seluruh penjuru bumi hinga Allah swt. mengembalikan tangannya dan berakhir dengan jabat tangan antara aku dan dia. Syekh Hammad pun sangat gembira.
Ketiga perawi hikayat ini melanjutkan kisahnya, "Tatkala cerita ini tersebar di Baghdad, berkumpulah para Syekh Sufi dari para sahabat Syekh Hammad di ikuti banyak orang untuk mendengar cerita tersebut dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Disaat mereka semua telah berkumpul di madrasah, tidak ada seorang pun yang angkat bicara karena menghormati Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Beliau mengabulkan apa yang rnereka inginkan seraya berkata. 'Pilih dua orang di antara syekh-syekh kalian, niscaya kalian akan mendengarkan kesaksian mereka."
Mereka sepakat untuk mengangkat Syekh Ya’qub bin Yusuf Al-Hamdani? -yang ketika itu sedang berada di Baghdad- dan Syekh Abu Muhammad bin Abdurrahman bin Syu`aib bin Mas’ud al-Kurdi, asli orang Baghdad. Mereka berdua ini adalah orang yang mempunyai kasyf yang sangat tajam serta pengalaman spiritual yang patut dibanggakan. Mereka semua berkata, "Kami mernberi tenggat waktu kepadamu hingga tiba hari Jumat. "
"Tidak, sekarang saja, sebelum kalian beranjak dari tembat kalian, hingga perkara ini jelas bagi kalian," jawab Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Akhirnya saling berbantahan dengan SyekhAbdul Qadir al-Jailani. Tiba-tiba saja terdengar jeritan seorang ahli sufi dari luar madrasah, ternyata Syekh Yusuf berjalan memecah kerumunan dengan telanjang kaki dengan wajah yang marah atas perlakuan orang-orang kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Hingga sampai di ruangan madrasah, ia berkata, "Allah sajalah yang menjadi saksiku, belum lama Syekh Hammad berkata kepadaku, ‘Hai Yusuf, cepat engkau datang ke madrasahnya Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan katakan pada syekh-syekh itu, suruh mereka untuk mempercayai kabar mengenai diriku." Belum selesai ia bicara, dari sudut ruangan datanglah Syekh Abdurrahman dan berkata seperti yang dikatakan oleh SyekhYusuf. Maka, para Syekh yang ada di ruangan madrasah tersebut berdiri dan memohon ampun kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani ra. 

Dikutip dari buku “Biografi Syekh Abdul Qadir al-Jailani” karya Achmad Sunarto

1 comment:

  1. Hotel Casino & Spa | San Francisco
    The resort offers an upscale, 2,000 경상북도 출장샵 square foot 대전광역 출장샵 casino 김제 출장마사지 with 24-table games, luxury spa, and an indoor pool. Located in the 대전광역 출장안마 heart of the San Francisco 충청북도 출장마사지

    ReplyDelete