Sebelas bulan lamanya hawa nafsu kita bergerak bebas mengendalikan kita, menguasai kita, dan menjerumuskan kita pada hal-hal yang kotor, buruk dan tercela, serta menjauhkan kita dari Allah. Dan, selama itu pula, kita berjuang dengan sekuat tenaga untuk melawannya. Namun, kita seringkali kalah.
Datangnya bulan Ramadhan menjadi momentum yang sangat baik untuk mengendalikan hawa nafsu kita melalui media puasa.
Dengan puasa, kita paksa hawa nafsu kita untuk tunduk. Kita tahan hawa nafsu kita untuk tidak makan dan minum dari pagi hingga sore. Karena, menurut para ulama, makanan dan minuman itulah sumber kekuatan hawa nafsu. Semakin banyak makan dan minum, semakin besar juga kekuatan hawa nafsu.
Hawa nafsu harus kita lawan sekuat tenaga seperti kita melawan gempuran musuh dalam peperangan. Hal ini tidak mudah kita lakukan, terutama bagi kita yang hawa nafsunya sudah begitu kuat dan lama menguasai kita. Kita mesti bersungguh-sungguh berjuang (mujahadah) menahan hawa nafsu. Menahan hawa nafsu dalam sebuah hadits bahkan dikatakan sebagai jihad yang paling besar. Disebutkan, sepulang dari suatu peperangan, Rasulullah mengatakan kepada para sahabatnya, "Telah datang kepadamu berita yang baik, kamu datang dari jihad yang kecil kepada jihad yang lebih besar yaitu seorang hamba Allah yang berjuang melawan hawa nafsunya" (Khatib Al-Bhagdadi, Tarikh Baghdad)
Melawan hawa nafsu lebih sulit daripada melawan serangan musuh, karena hawa nafsu ada didalam diri kita, tidak terlihat, hanya kita rasakan dorongannya. Sementara musuh bisa kita lihat, ada wujudnya dan kita bisa melawannya. Ibnul Qayyim dalam karyanya, Raudhatul Muhibbin, mengatakan bahwa melawan hawa nafsu bagi seorang hamba melahirkan suatu kekuatan di badan, hati dan lisannya. Sebagian ulama salaf mengatakan bahwa orang yang bisa mengalahkan nafsunya lebih kuat daripada orang yang menaklukkan sebuah kota seorang diri.
Hawa nafsu bisa kita lawan dan kendalikan dengan berpuasa secara baik dan sunguh-sungguh karena Allah di bulan Ramadhan. Jika kita ingin melawan hawa nafsu, mengalahkan dan menundukannya, Ramadhan adalah waktu yang tepat. Wallahu a'lam.
Datangnya bulan Ramadhan menjadi momentum yang sangat baik untuk mengendalikan hawa nafsu kita melalui media puasa.
Dengan puasa, kita paksa hawa nafsu kita untuk tunduk. Kita tahan hawa nafsu kita untuk tidak makan dan minum dari pagi hingga sore. Karena, menurut para ulama, makanan dan minuman itulah sumber kekuatan hawa nafsu. Semakin banyak makan dan minum, semakin besar juga kekuatan hawa nafsu.
Hawa nafsu harus kita lawan sekuat tenaga seperti kita melawan gempuran musuh dalam peperangan. Hal ini tidak mudah kita lakukan, terutama bagi kita yang hawa nafsunya sudah begitu kuat dan lama menguasai kita. Kita mesti bersungguh-sungguh berjuang (mujahadah) menahan hawa nafsu. Menahan hawa nafsu dalam sebuah hadits bahkan dikatakan sebagai jihad yang paling besar. Disebutkan, sepulang dari suatu peperangan, Rasulullah mengatakan kepada para sahabatnya, "Telah datang kepadamu berita yang baik, kamu datang dari jihad yang kecil kepada jihad yang lebih besar yaitu seorang hamba Allah yang berjuang melawan hawa nafsunya" (Khatib Al-Bhagdadi, Tarikh Baghdad)
Melawan hawa nafsu lebih sulit daripada melawan serangan musuh, karena hawa nafsu ada didalam diri kita, tidak terlihat, hanya kita rasakan dorongannya. Sementara musuh bisa kita lihat, ada wujudnya dan kita bisa melawannya. Ibnul Qayyim dalam karyanya, Raudhatul Muhibbin, mengatakan bahwa melawan hawa nafsu bagi seorang hamba melahirkan suatu kekuatan di badan, hati dan lisannya. Sebagian ulama salaf mengatakan bahwa orang yang bisa mengalahkan nafsunya lebih kuat daripada orang yang menaklukkan sebuah kota seorang diri.
Hawa nafsu bisa kita lawan dan kendalikan dengan berpuasa secara baik dan sunguh-sungguh karena Allah di bulan Ramadhan. Jika kita ingin melawan hawa nafsu, mengalahkan dan menundukannya, Ramadhan adalah waktu yang tepat. Wallahu a'lam.
No comments:
Post a Comment