Diriwayatkan dari dua orang Syekh yang agung, Syekh Umar al-Kimani dan Syekh al-Bazar. Mereka berkisah bahwa pada saat kami bersama Syekh Abdul Qadir al-Jailani, beliau mendapat pertanyaan dari salah seorang muridnya, "Apa yang menyebabkan Tuan mendapat julukan "Muhyi al-Din" (orang yang menghidupkan agama Allah)?" beliau menjawab, "Pernah suatu hari aku kembali ke Baghdad dari perjalananku pada hari Jumat, tahun 511 H. Dengan bertelanjang kaki. Aku bertemu dengan orang yang menderita sakit. Kulitnya menghitam dan tubuhnya kurus.
"Assalamu'alaikum, Ya Abdul Qadir!"
"Waalaikumsalam!"
"Sini, mendekatlah kepadaku"
Aku pun mendekat kepadanya.
"Bantu aku duduk!" pintanya.
Aku pun mendudukannya. Tiba-tiba saja tubuhnya kembali berisi dengan wajah berseri-seri.
"Engkau mengenalku," tanyanya lagi.
"Tidak."
"Akulah al-Din (agama). Dulu, aku terlalaikan sebagai engkau melihatku. Namun, Allah swt. telah menghidupkanku lagi dengan keberadaanmu. Engkaulah Muhyi al-Din." Tatkala, aku selesai shalat, orang-orang berbondong-bondong mendatangiku dan mencium tanganku sambil memekikkan "Ya Muhyi al-Din". Padahal sebelumnya, aku tidak pernah dipanggil dengan sebutan itu. Semoga Allah memberikan manfaat dan berkah kepada kita dengan keberadaannya."
No comments:
Post a Comment